Rindu yang memasung jiwa
pada setiap purnama yang sempurna
menunggumu di bawah pohon cemara
sambil mengintai cahaya yang menyelinap
kalimah cinta yang pernah kita ukir bersama
Dengan penuh tertib aku mengusap
dan merenjis mawar
menyegar pohon yang kita tanam
lewat musim-musim kering
agar tumbuh kelopak-kelopak bunga
mengharum sepanjang musim
Dan purnama-purnama akan datang
kita tetap bisa menikmati aromanya
dengan kalimah yang masih sempurna.
Thursday, September 17, 2009
Monday, September 7, 2009
KENANGAN YANG TERTINGGAL
Kita pernah terbaring di sini
di atas rerumput ini
berbantalkan ilalang yang masih basah
lalu kita menghitung bintang-bintang
dan mengusap sejumlah rindu
yang gugur dari langit.
Kini
kita datang lagi
mengutip kenangan yang tertinggal
di celah ilalang yang telah kering.
di atas rerumput ini
berbantalkan ilalang yang masih basah
lalu kita menghitung bintang-bintang
dan mengusap sejumlah rindu
yang gugur dari langit.
Kini
kita datang lagi
mengutip kenangan yang tertinggal
di celah ilalang yang telah kering.
Thursday, September 3, 2009
MELOREK SEPI
Kubawa salam bulan
dan catatan rindu seorang penyair
kala mengatur abjad
pada kartu cinta
penanya tersangkut
di pundak hari
Sepanjang malam
dia melorek sepi
tanpa puisi
dan catatan rindu seorang penyair
kala mengatur abjad
pada kartu cinta
penanya tersangkut
di pundak hari
Sepanjang malam
dia melorek sepi
tanpa puisi
Tuesday, September 1, 2009
CINTANYA
Semilir angin
mengelus dada malam
sepi bermunajat
dan tahajjud itu
Kulihat cintaNYA
sarat dan tidak terhitung.
Akupun menjadi tersangat kecil
mengelus dada malam
sepi bermunajat
dan tahajjud itu
Kulihat cintaNYA
sarat dan tidak terhitung.
Akupun menjadi tersangat kecil
Subscribe to:
Posts (Atom)